Malang, 30 April 2025 — Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Malang kembali menunjukkan komitmennya dalam membina generasi muda melalui penyelenggaraan Orientasi Pembina Palang Merah Remaja (PMR) Se-Kota Malang. Kegiatan berlangsung selama dua hari, 29 hingga 30 April 2025 ini, diikuti oleh 43 orang Pembina PMR dari berbagai jenjang pendidikan, mulai dari SD/MI, SMP/MTs, hingga SMA/SMK/MA se-Kota Malang. Orientasi ini merupakan langkah strategis PMI Kota Malang untuk memperkuat kapasitas dan peran para pembina PMR di sekolah. Selain sebagai pengenalan terhadap sistem dan nilai-nilai kepalangmerahan, kegiatan ini juga menjadi sarana peningkatan pemahaman teknis pembinaan, membangun sinergi lintas jenjang, serta memperkuat pengakuan terhadap peran pembina sebagai bagian penting dari gerakan kemanusiaan.
Kegiatan dibuka secara resmi oleh Wahyu Oriendriani, S.Pd selaku Kasi Peserta Didik dan Pembangunan Karakter Dinas Pendidikan Kota Malang. Dalam sambutannya, Wahyu menekankan bahwa kegiatan ekstrakurikuler seperti PMR memiliki peran yang sangat strategis dalam pendidikan karakter siswa. Ia menjelaskan bahwa PMR bukanlah kegiatan biasa, melainkan sarana untuk menanamkan nilai-nilai luhur seperti kepedulian, tolong-menolong, gotong royong, serta kesiapsiagaan dalam menghadapi berbagai situasi kemanusiaan. “PMR adalah wadah bagi anak-anak kita untuk belajar dan mengamalkan Prinsip-Prinsip Dasar Kepalangmerahan: Kemanusiaan, Kesamaan, Kenetralan, Kemandirian, Kesukarelaan, Kesatuan dan Kesemestaan,” ujarnya.
Turut hadir dalam pembukaan kegiatan ini adalah Ketua PMI Kota Malang Drs. Imam Buchori, M.Si, Pengurus PMI Bidang Relawan, Anggota dan Kebencanaan Ascosenda Ika R, M.Pd, Kepala Markas PMI Kota Malang Nenti Wiasih, M.Mkes, serta Ketua Pelaksana kegiatan Zamroni Erwan, S.Si. Kehadiran para pimpinan ini menunjukkan dukungan penuh terhadap peningkatan kapasitas para pembina PMR yang selama ini menjadi ujung tombak gerakan PMR di sekolah.
Selama dua hari penyelenggaraan, peserta mendapatkan materi yang komprehensif mulai dari pengenalan Gerakan Palang Merah, struktur dan pembentukan unit PMR, perekrutan dan pelatihan anggota, Tri Bakti PMR, hingga teknik pengembangan kapasitas pembina. Selain itu, materi juga mencakup aspek administratif seperti pendataan, monitoring, evaluasi dan pelaporan, serta penyampaian profil organisasi PMI dan penyusunan Rencana Kerja Tindak Lanjut (RKTL). Materi disampaikan oleh narasumber dari PMI Kota Malang yang berpengalaman di bidang pembinaan dan kepalangmerahan. Antusiasme peserta terlihat jelas selama kegiatan berlangsung. Salah satu perwakilan peserta menyampaikan kesannya bahwa kegiatan ini tidak hanya memberikan ilmu baru, tetapi juga membuka ruang komunikasi yang selama ini terasa terbatas. “Dulu kami tidak tahu harus ke siapa kalau ada kendala PMR di sekolah. Sekarang kami jadi kenal dan bisa saling berbagi pengalaman. Ini sangat berarti,” ujarnya. Ia juga menambahkan bahwa selama ini Pembina PMR seringkali kurang mendapatkan pengakuan. Namun dengan adanya orientasi ini, mereka merasa dihargai dan dianggap sebagai bagian penting dari PMI. “Kami merasa diakui, dan itu membuat kami lebih semangat,” tambahnya.
Kegiatan ini ditutup oleh Ketua PMI Kota Malang, Drs. Imam Buchori, M.Si. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan rasa syukur atas partisipasi aktif para peserta. Ia mengapresiasi semangat yang ditunjukkan selama kegiatan berlangsung, bahkan mencatat momen keakraban yang terjadi, mulai dari diskusi hangat hingga tawa dan keceriaan di sela-sela kegiatan. Menurutnya, hal tersebut menunjukkan bahwa orientasi ini berhasil menjadi ruang yang positif dan membangun. Dalam sambutannya, Imam Buchori menegaskan bahwa PMR adalah salah satu metode utama PMI dalam membina generasi muda. Ia menyampaikan bahwa di tengah tantangan zaman, seperti meningkatnya ketergantungan remaja pada gawai dan informasi digital, PMI perlu terus berinovasi dalam pendekatan pembinaan. Oleh karena itu, orientasi pembina PMR menjadi sangat penting untuk menyegarkan kembali pemahaman, keterampilan, serta komitmen para pembina agar tetap relevan dalam menjalankan perannya. Ia juga menyampaikan bahwa mulai saat ini, Markas PMI Kota Malang terbuka sebagai ruang koordinasi resmi bagi para pembina PMR untuk konsultasi dan kolaborasi lebih lanjut.
Lebih jauh, Imam menyampaikan harapannya agar para Pembina PMR dapat menjadi agen perubahan di sekolah masing-masing. Dengan dibekali pemahaman tentang nilai-nilai kemanusiaan, keterampilan pertolongan pertama, dan semangat kepemimpinan sosial, para pembina diharapkan mampu membentuk generasi muda yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga tangguh, peduli, dan siap berkontribusi aktif dalam upaya kemanusiaan di lingkungannya.Orientasi Pembina PMR Se-Kota Malang ini tidak hanya menjadi kegiatan edukatif, tetapi juga menjadi titik awal konsolidasi kekuatan pembina PMR di seluruh sekolah di Kota Malang. Sinergi antara PMI dan para pembina sekolah diharapkan dapat terus terjalin dalam bentuk program pembinaan lanjutan, kegiatan lintas sekolah, serta pengembangan inovasi kegiatan PMR yang lebih kontekstual dan berdampak luas.
Dengan semangat yang tumbuh dari kegiatan ini, PMI Kota Malang berharap bahwa ke depan para Pembina PMR mampu memperkuat ekosistem pendidikan karakter yang berbasis nilai-nilai kemanusiaan. Kegiatan ini menjadi bukti nyata bahwa peran pembina di sekolah bukan hanya sebagai pendamping, tetapi juga sebagai garda depan dalam mencetak generasi masa depan yang berempati, berani, dan bertanggung jawab terhadap masyarakat sekitarnya.
